Tips dan Metode Pengawetan Ikan Asin: Agar Bisa Tahan Lama
Mudah dan Aman Metode Pengawetan Ikan Asin di Rumah
centriumsquare blog – Pada umumnya, ikan asin adalah ikan yang telah diproses
dengan cara diberi garam dan dijemur atau diangin-anginkan. Dalam proses
pengawetannya, ikan asin mengalami perubahan fisik dan kimia yang membuatnya
lebih tahan lama. Selain itu, ikan asin juga memiliki rasa yang khas dan gurih
sehingga sering digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai masakan.
Namun, pengawetan ikan asin yang tidak benar dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Salah satu bahan pengawet yang sering
digunakan adalah formalin, yang memiliki efek buruk bagi tubuh jika dikonsumsi
dalam jumlah yang berlebihan. Oleh karena itu, pengawetan ikan asin harus dilakukan
dengan benar dan aman.
Artikel ini akan membahas metode pengawetan ikan asin yang
aman dan mudah dilakukan di rumah. Pembaca akan mendapatkan informasi tentang
jenis-jenis ikan asin, tips dalam pengawetan ikan asin, bahaya dari pengawetan
ikan asin yang salah, serta rekomendasi cara penyimpanan ikan asin yang tepat.
Semua informasi ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk melakukan
pengawetan ikan asin dengan aman dan tepat sehingga dapat menikmati ikan asin
yang lezat dan sehat.
Metode Pengawetan Ikan Asin
Pengawetan ikan asin adalah proses pengolahan ikan yang
dilakukan untuk memperpanjang umur simpan ikan, sehingga dapat bertahan lebih
lama. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengawetan ikan
asin, di antaranya :
- Pengawetan dengan Garam Kering
- Pengawetan dengan Garam Basah
- Pengawetan dengan Asap
Pengawetan dengan Perendaman dalam Larutan Kapur
Dibawah ini Penjelasan lebih rinci tentang metode pengawetan ikan asin
1. Pengawetan dengan Garam Kering
Metode pengawetan ikan asin dengan menggunakan garam kering
memang sudah sangat dikenal dan sering digunakan di Indonesia. Proses
pengawetan ikan asin dengan garam kering dapat dilakukan dengan cara
membersihkan ikan yang akan diawetkan terlebih dahulu dari isi perut dan
sisik-sisiknya. Kemudian, taburi garam kering pada bagian dalam dan luar ikan
hingga seluruh permukaan ikan tertutup garam dengan merata. Selanjutnya, ikan
dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan oven khusus yang
dirancang untuk mengeringkan ikan.
Proses pengawetan ikan asin dengan menggunakan garam kering
memang sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat
merusak ikan. Selain itu, penggunaan garam kering juga memberikan efek
mengeringkan pada ikan sehingga memperpanjang umur simpan ikan asin tersebut.
Pengawetan dengan garam kering juga memungkinkan ikan asin memiliki kandungan
garam yang seimbang dan pas, sehingga membuat ikan asin terasa lebih enak dan
gurih.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan garam kering yang
berlebihan dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan. Kandungan garam yang
berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan
lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan garam kering dengan bijak dan
proporsi yang tepat pada proses pengawetan ikan asin.
2. Pengawetan dengan Garam Basah
Metode ini dilakukan dengan merendam ikan dalam larutan
garam basah, yang terdiri dari garam dan air. Cara ini membuat ikan menjadi
lebih awet dan tahan lama, serta mempertahankan cita rasa dan tekstur daging
ikan.
Proses pengawetan dengan garam basah dimulai dengan
membersihkan ikan dari kotoran dan bagian-bagian yang tidak diinginkan, seperti
kepala, ekor, dan insang. Kemudian ikan dicuci bersih dan dipotong sesuai
ukuran yang diinginkan. Setelah itu, ikan direndam dalam larutan garam basah
dengan perbandingan garam dan air yang sudah ditentukan.
Proses pengawetan memakan waktu beberapa jam hingga beberapa
hari, tergantung pada jenis ikan dan ukurannya. Setelah proses pengawetan
selesai, ikan harus dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kelebihan
garam dan kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kering.
Pengawetan dengan garam basah memiliki kelebihan yaitu lebih
mudah dilakukan dan tidak memerlukan banyak peralatan khusus. Selain itu, ikan
yang diawetkan dengan cara ini tetap mempertahankan cita rasa dan nutrisi yang
baik.
Namun, pengawetan dengan garam basah juga memiliki
kelemahan. Salah satunya adalah kadar garam yang tinggi dapat membuat ikan
menjadi terlalu asin dan kadang-kadang tidak enak dimakan. Selain itu, proses
pengawetan yang terlalu lama dapat mengurangi kualitas dan nilai nutrisi dari
ikan yang diawetkan.
3. Pengawetan dengan Asap
Asap yang digunakan biasanya berasal dari kayu bakar yang
tidak mengandung zat kimia. Metode ini dilakukan dengan cara mengasapkan ikan
asin selama beberapa jam. Proses pengasapan ini dapat membuat ikan asin menjadi
lebih awet karena asap mengandung senyawa fenolat dan aldehida yang bersifat
antimikroba.
Selain itu, pengasapan juga memberikan rasa yang khas dan
aromatik pada ikan asin. Proses pengasapan ini juga bisa dilakukan dengan mesin
pengasapan khusus yang dapat menghasilkan asap yang lebih merata dan
terkontrol.
Namun, pengawetan dengan asap juga memiliki kekurangan.
Salah satunya adalah kandungan tar dan senyawa berbahaya lainnya yang mungkin
terdapat pada asap. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih jenis kayu
bakar yang aman dan tidak mengandung zat kimia berbahaya saat melakukan
pengawetan dengan asap. Selain itu, metode pengasapan ini membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan dengan metode pengawetan dengan garam kering atau
basah.
4. Pengawetan dengan Perendaman dalam Larutan Kapur
Metode ini dilakukan dengan merendam ikan asin dalam larutan
kapur selama beberapa jam atau bahkan semalaman tergantung pada ketebalan ikan.
Larutan kapur yang digunakan biasanya terbuat dari kapur
tohor yang dicampur dengan air. Kapur tohor sendiri adalah kapur yang telah
diproses sedemikian rupa sehingga lebih halus dan lebih cocok digunakan dalam
proses pengawetan.
Setelah direndam dalam larutan kapur, ikan asin kemudian
dicuci bersih dengan air dan dibersihkan dari lendir-lendir yang menempel.
Setelah itu, ikan asin siap dijemur atau digoreng sebagai lauk.
Kelebihan dari metode pengawetan ikan asin dengan perendaman
dalam larutan kapur adalah prosesnya yang relatif mudah dan tidak memerlukan
bahan-bahan yang sulit didapat. Selain itu, penggunaan kapur juga dapat
membantu menghilangkan bau amis pada ikan asin sehingga ikan asin yang
dihasilkan menjadi lebih segar dan lezat.
Namun, metode pengawetan ikan asin dengan perendaman dalam
larutan kapur juga memiliki kekurangan, yaitu dapat mengurangi kandungan gizi
pada ikan asin karena proses perendaman dalam larutan kapur dapat merubah
struktur protein pada ikan. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaan metode ini
tidak berlebihan dan ikan asin yang dihasilkan tetap dikonsumsi secara
seimbang.
Setelah mengetahui metode pengawetan ikan asin, penting juga
untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang biasa dijadikan ikan asin. Berikut
beberapa di antaranya:
1. Ikan Tongkol
Ikan tongkol merupakan salah satu jenis ikan yang sering
dijadikan ikan asin. Ikan ini memiliki daging yang lembut dan rasanya yang
gurih. Ikan tongkol juga mengandung banyak nutrisi seperti protein, omega-3,
dan vitamin B.
2. Ikan Cakalang
Ikan cakalang juga sering dijadikan ikan asin karena
memiliki daging yang tebal dan rasanya yang enak. Ikan ini juga kaya akan
nutrisi seperti protein, omega-3, dan vitamin B.
3. Ikan Teri
Ikan teri kecil juga sering dijadikan ikan asin dan menjadi
bahan masakan yang lezat. Ikan teri mengandung banyak protein dan asam lemak
omega-3 yang baik untuk kesehatan.
4. Ikan Mujair
Ikan mujair merupakan jenis ikan air tawar yang juga bisa
dijadikan ikan asin. Ikan ini memiliki daging yang tebal dan rasanya yang
manis.
5. Ikan Bandeng
Ikan bandeng juga sering diolah menjadi ikan asin. Ikan ini
memiliki daging yang lembut dan mengandung banyak nutrisi seperti protein dan
omega-3.
Dengan mengetahui jenis-jenis ikan asin, kita bisa memilih
ikan asin yang sesuai dengan selera dan kebutuhan nutrisi kita.
Tips dalam Pengawetan Ikan Asin
Meskipun metode pengawetan ikan asin dapat dilakukan dengan
berbagai cara, ada beberapa tips penting yang harus diperhatikan agar ikan asin
yang dihasilkan dapat berkualitas dan tahan lama, yaitu:
- Gunakan ikan segar yang masih dalam keadaan baik, jangan
menggunakan ikan yang sudah rusak atau membusuk. - Pastikan semua peralatan dan wadah yang digunakan dalam
proses pengawetan sudah bersih dan steril. - Gunakan garam yang berkualitas baik untuk pengawetan dengan
garam kering atau basah, dan jangan terlalu banyak atau sedikit dalam
penggunaannya. - Pastikan asap yang digunakan dalam pengawetan dengan asap
berasal dari kayu yang aman dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. - Perendaman dalam larutan kapur harus dilakukan dengan
perbandingan air dan kapur yang tepat agar ikan tidak menjadi terlalu keras
atau kehilangan rasa. - Simpan ikan asin dalam wadah yang bersih, kering, dan rapat
agar tidak terkontaminasi oleh bakteri atau serangga. - Hindari menyentuh ikan asin dengan tangan secara langsung,
gunakan alat atau sarung tangan steril untuk menghindari kontaminasi.
Dengan memperhatikan tips-tips tersebut, diharapkan ikan
asin yang dihasilkan dapat berkualitas baik dan tahan lama untuk dikonsumsi.
Harga Ikan Asin Di Pasaran
Jenis Ikan Asin & Berat | Harga |
Udang Kering / Ebi | Rp25.500 |
Cue Tongkol Super | Rp21.500 |
Ikan Teri Fip (100 | Rp18.500 |
Ikan Teri Medan | Rp18.500 |
Ikan Teri Medan | Rp18.500 |
Ikan Teri Nasi (100 | Rp18.500 |
Ikan Asin Gabus | Rp16.500 |
Ikan Asin Gabus | Rp16.500 |
Ikan Teri Padang | Rp16.500 |
Cumi Asin Besar (100 | Rp15.500 |
Ikan Teri jengki | Rp15.500 |
Ikan Teri tawar (100 | Rp15.500 |
Cumi Asin Kecil (100 | Rp14.500 |
Ikan Asin Bili (100 | Rp13.500 |
Ikan Asin Sepat | Rp13.500 |
Ikan Asin Belanak | Rp13.000 |
Ikan Asin Bulu Ayam | Rp13.000 |
Ikan Asin Cue Rebus | Rp13.000 |
Ikan Asin Japu (100 | Rp13.000 |
Ikan Asin Kacang | Rp13.000 |
Ikan asin pakang | Rp13.000 |
Ikan Asin Selar | Rp13.000 |
Ikan Asin Tembakang | Rp13.000 |
Ikan Teri Pengkio | Rp13.000 |
Ikan Asin Sepat | Rp11.500 |
Ikan Asin Peda putih | Rp9.500 |
Ikan Asin Peda merah | Rp8.500 |
Ikan Asin Samge (100 | Rp8.500 |
Udang rebon (100 gr) | Rp8.500 |
Cue Kembung Banjar | Rp5.500 |
Cue Layang (pack) | Rp4.500 |
Cue Salem (pack) | Rp4.500 |
Cue Tongkol Potong | Rp4.000 |
Bahaya dalam Pengawetan Ikan Asin
Pengawetan ikan asin memang menjadi salah satu cara untuk
memperpanjang masa kedaluwarsa ikan. Namun, perlu diingat bahwa pengawetan yang
salah dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan. Berikut ini beberapa bahaya yang
perlu diwaspadai dalam pengawetan ikan asin:
1. Kadar Garam yang Tinggi
Pengawetan ikan asin dengan garam dapat meningkatkan kadar
garam dalam ikan. Konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi dapat
meningkatkan risiko terkena penyakit tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan
lainnya.
2. Kontaminasi Bakteri
Ikan asin yang tidak diawetkan dengan benar dapat
terkontaminasi oleh bakteri, seperti Salmonella dan Vibrio parahaemolyticus.
Jika dikonsumsi, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan.
3. Bahaya Timbal
Beberapa ikan asin memiliki kandungan timbal yang tinggi,
terutama pada bagian kepala dan tulang. Pemaparan yang berlebihan terhadap
timbal dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kerusakan otak dan
ginjal.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan teknik
pengawetan ikan asin yang tepat dan memilih jenis ikan yang aman untuk
diawetkan. Jangan ragu untuk membuang ikan asin yang terlihat tidak segar atau
terlihat cacat.
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang metode
pengawetan ikan asin yang populer digunakan di Indonesia. Beberapa metode yang
dibahas meliputi pengawetan dengan garam kering, garam basah, asap, dan
perendaman dalam larutan kapur. Kita juga telah membahas jenis-jenis ikan asin
yang sering dijumpai di Indonesia dan tips dalam pengawetan ikan asin.
Namun, kita juga perlu memperhatikan bahaya-bahaya dalam
pengawetan ikan asin, seperti penambahan bahan kimia berbahaya dan
ketidaksehatan bagi konsumen jika ikan asin tidak diolah dengan baik. Oleh
karena itu, sangat penting untuk selalu mengikuti prosedur pengawetan yang
benar dan memilih bahan-bahan pengawet yang aman dan sehat.
Dengan mengikuti tips dalam pengawetan ikan asin yang telah
dibahas, kita dapat memperpanjang masa simpan ikan asin sehingga lebih tahan
lama dan tidak mudah rusak. Namun, tetap perlu diingat bahwa pengawetan ikan
asin sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak mengorbankan kesehatan
konsumen.
FAQs
1. Apakah penggunaan formalin aman untuk mengawetkan ikan asin?
Tidak, penggunaan formalin sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia dan sebaiknya dihindari.
2. Berapa lama umur simpan ikan asin jika disimpan dengan
benar?
Umur simpan ikan asin dapat bervariasi tergantung
pada metode pengawetan dan kondisi penyimpanan, namun sebaiknya ikan asin
dikonsumsi dalam waktu yang singkat setelah pengawetan.
3. Apakah penggunaan garam halus dapat digunakan untuk
pengawetan ikan asin?
Ya, penggunaan garam halus dapat digunakan untuk
pengawetan ikan asin secara alami. Namun, perlu memperhatikan takaran garam
yang tepat dan cara pengasinan yang benar.
4. Apakah ada cara pengawetan ikan asin yang lebih aman dan
ramah lingkungan?
Ya, pengeringan ikan asin merupakan metode
pengawetan yang lebih aman dan ramah lingkungan karena tidak memerlukan
penggunaan bahan pengawet dan hanya menggunakan proses pengeringan alami.
5. Apakah ikan asin yang sudah dibasahi kembali dapat disimpan?
Tidak disarankan untuk menyimpan ikan asin yang
sudah dibasahi kembali karena hal ini dapat mempercepat pertumbuhan bakteri dan
membuat ikan asin cepat busuk. Lebih baik mengonsumsi ikan asin dalam waktu
yang singkat setelah dibasahi kembali.
0 Response to "Tips dan Metode Pengawetan Ikan Asin: Agar Bisa Tahan Lama"
Post a Comment